Tanaman teh merupakan tanaman yang dapat tumbuh optimum pada suhu 18–
25°C, kelembaban udara diatas 60%, intensitas penyinaran matahari 70% serta
kadar air tanah lebih dari 30%. Masalah yang tengah dihadapi dalam budidaya teh
di Indonesia adalah produktivitas teh yang menurun akibat perubahan iklim dan
pengelolaan kebun yang tidak dipelihara dengan baik. Identifikasi lapangan
menunjukkan kondisi tanaman teh sekitar 60% merupakan tanaman tua atau rusak
dan rendahnya produktivitas kebun teh yang hanya 50%. Jika kondisi
lingkungannya tidak terpenuhi maka akan terjadi penurunan kualitas pada tanaman
teh sehingga tanaman teh mudah mati. Perubahan iklim bisa diatasi dengan
penanaman pohon pelindung karena dapat menurunkan suhu udara di sekitar
perkebunan teh dan mengurangi pengeringan tanah. Dengan demikian, penanaman
pohon pelindung di perkebunan teh sebagai adaptasi terhadap perubahan iklim.
Solusi dari masalah kebutuhan media tanam tanaman teh adalah dengan
merancang alat pengukur tingkat kekeringan portabel berbasis modul memory yang
berfungsi menampilkan nilai kelembaban tanah, intensitas cahaya, suhu dan
kelembaban udara pada media tanam tanaman teh untuk membantu pengguna
dalam mengelola tanaman teh dan menentukan lokasi penanaman pohon pelindung.
Alat ini dapat mengukur nilai parameter pemantauan serta menentukan kondisi
lingkungan dari parameter pemantauan dengan bantuan if-else dan menghasilkan
rata-rata akurasi yang baik dari masing-masing sensor sebesar 99,20% untuk suhu
dan 99,52% untuk kelembaban udara menggunakan sensor SHT20, 97,40% untuk
sensor kelembaban tanah SEN0193, dan 98,83% untuk sensor intensitas cahaya
BH1750. Data tersebut akan ditampilkan melalui LCD dan disimpan ke dalam
penyimpanan lokal serta dapat diakses melalui perangkat digital.