Toxic Relationship kini menjadi permasalahan besar bagi kesehatan fisik dan mental seorang yang menjalin
hubungan pribadinya dengan pasangannya, mahasiswi memiliki hubungan pacaran yang tidak sehat yang diwarnai
dengan kekerasan baik verbal maupun psikis dan berdampak pada penurunan prestasi dannilai yang dimiliki, hal
ini semakin menyulitkan bagi mahasiswi rantauan yang jauh dari keluarga Kondisi buruk akibat Toxic Relationship
menjadikan ketika manusia berada di bawah tekanan, kejadian sering disertai dengan transformasi banyak fungsi
fisiologis dan kondisi fisik.Penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui dan menganalisis interaksi yang terjadi
pada pasangan Toxic Relationship. Penelitian ini menggunaka metodekualitatif dengan menggunakan teori interaksi
simbiolik milik George H. Mead terkait mind, self, society. Pengumpulan data yang digunakan melalui
observasi,wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan dari pengakuan kedua informan perempuan
diawali dengan minimnya komunikasi yang diberikan pasangan masing-masing lalu munculnya hubungan yang
seperti ini rentan sekali membuat penderitanya menjadi tidak produktif, terjadinya gangguan secara mental, hingga
dapat memicuterjadinya sebuah ledakan emosional yang berujung pada terjadinya tindak kekerasan, Jalinan
komunikasi negatif menyebabkan korban toxic relationship mengancam kesehatan mental dan berdampak pada
minimnya perkembangan para remaja termasuk informan yang menjadi kurang bergaul dan berkembang
sebagaimana remaja seusianya. Faktor lainnya yang menyebabkan toxic relationship antar pasangan tidak dapat
dicegah dan tetap berlangsung ialah prosespenyelesaian masalah yang selalau ditempuh dengan cara yang salah.
Bentuk- bentuk kekerasan dalam Toxic Relationship meliputi kekerasan mental/psikis seperti mengucapkan katakata kasar dan makian kalimat-kalimat yang merendahkan pasangan.
Kata kunci : Toxic Relationship, Interaksi Simbiolik , Pasangan