Pada saat ini, Lampu Adaptif belum banyak digunakan oleh masyarakat
guna membuat penggunaan lampu lebih efesien. Maka dari itu penggunaan
lampu ruangan adaptif dibutuhkan untuk penghematan energi. Dengan begitu
dibutuhkan suatu produk berupa lampu ruangan adaptif yang ditujukan agar
penggunaan lampu ruangan dapat lebih efesien. Lampu adaptif pada penelitian
ini menerapkan konsep smart lighting berbasis Internet of Things (IoT) terhadap
penggunaan lampu. Dengan menggunakan sensor Light Dependent Resistor
(LDR) untuk mendeteksi intensitas cahaya di sekitar ruangan dan menggunakan
sensor Passive Infrared Reciver (PIR) untuk mendeteksi pergerakan agar
penggunaan lampu ruangannya lebih efesien. Lalu data diolah dengan
menggunakan Adaptive Neuro-Fuzzy Interence System (ANFIS) untuk
pengendalian cahaya yang dikeluarkan lampu ruangan. Kemudian lampu ruangan
akan menyala berdasarkan rekomendasi cahaya yang dikeluarkan ANFIS agar
penggunaan lampu ruangan lebih efesien.
Sensor dapat mendeteksi cahaya dan pergerakan dengan baik dengan jarak
maksimal 700 cm. nilai throughput yg didapatkan selama pengujian adalah
sebesar 99 kbps dan masuk kedalam kategori sangat bagus berdasarkan
standarisasi ITU-T. Packet loss pada sistem yang dirancang memiliki hasil
sebesar 0,46% yang artinya masuk kedalam kategori sangat bagus berdasarkan
ITU-T G.1010. Delay pada sistem yang dirancang memiliki nilainya sebesar 130
ms yang artinya masuk kedalam kategori sangat bagus berdasarkan standarisasi
ITU-T G.1010. Perbandingan metode pengambil keputusan pada tugas akhir ini
adalah metode fuzzy dan metode ANFIS dengan nilai Root mean Squared Error
(RMSE) pada anfis sebesar 0.65654 dan nilai RMSE pada metode fuzzy sebesar
7,847. Metode ANFIS lebih baik dari metode fuzzy.
Kata Kunci : Internet of Things, Smart Lighting, Adaptive Neuro-Fuzzy
Inference System, LDR, PIR