Perkembangan teknologi, khususnya di masa pandemi COVID-19 membuat penggunaan media dan teknologi digital semakin meningkat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana literasi digital pada guru penyandang tunanetra di SLBN A Pajajaran Kota Bandung berdasarkan empat pilar literasi digital Kominfo, yaitu; Cakap Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital, dan Aman Bermedia Digital. Penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif, paradigma konstruktivis dan pendekatan studi kasus. Dimana instrumen perolehan data melalui wawancara, observasi dan studi pustaka. Wawancara dilakukan dengan empat orang guru penyandang tunanetra di SLBN A Pajajaran Kota Bandung sebagai informan kunci, dan seorang pakar yang memahami dan menguasai bidang literasi digital sebagai informan ahli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru penyandang tunanetra di SLBN A Pajajaran Kota Bandung memiliki literasi digital yang cukup baik. Guru penyandang tunanetra memanfaatkan perangkat digital untuk mencari informasi, berkomunikasi, serta sebagai media pembelajaran, khususnya di masa pandemi COVID-19. Informasi atau konten yang biasanya disebarkan adalah artikel motivasi, kesehatan, serta informasi mengenai kedinasan. Selain itu, beberapa guru juga mampu mendistribusikan konten positif seperti video tutorial di YouTube, dan materi pembelajaran di BBI Radio. Dari keempat pilar literasi digital Kominfo, pilar yang paling kuat ialah Cakap Bermedia Digital, sedangkan pilar yang paling lemah adalah Aman Bermedia Digital. Kata kunci: literasi digital, kerangka literasi digital Kominfo, guru tunanetra, SLBN A Pajajaran Kota Bandung