Permasalahan penumpukan sampah di Pantai Kertomulyo terjadi karena pengunjung tidak membuang sampah pada tempatnya. Sampah yang terdapat di Pantai Kertomulyo adalah sampah berbahan plastik dan styrofoam yang sulit terurai kembali. Keberadaan Pantai Kertomulyo menjadi tempat pelestarian dan tempat wisata edukasi mengenai tanaman bakau. Awalnya Pantai Kertomulyo dulu masih sedikit tanaman bakau dan masih tertinggal dari pantai-pantai di desa sekitar yang sudah banyak tanaman bakau. Melihat itu, pemerintah melakukan inisiatif dengan mengadakan Gerakan Pungut Sampah dan Penanaman Bakau di Pantai Kertomulyo. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui analisis komunikasi lingkungan dalam Gerakan Pungut Sampah dan Penanaman Bakau di Pantai Kertomulyo. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif melalui jenis analisis deskriptif. Tipe riset deskriptif menurut Patton bertujuan mengetahui dan melihat sudut pandang individu terkait dari kejadian atau kegiatan tertentu sehingga hasil analisis disajikan dalam bentuk deskriptif murni dalam laporan analisis. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus Creswell yang di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Penelitian ini menggunakan communicating environmental information model yang terdiri dari arus informasi, isi pesan, dan media komunikasi. Melalui model tersebut dapat melihat arus informasi, isi pesan, dan media komunikasi dalam kegiatan sesuai dengan komunikasi lingkungan. Gerakan ini memiliki interaksi dari penyelenggara kegiatan hingga masyarakat yang terlibat. Dengan adanya kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin di berbagai daerah di Indonesia untuk melindungi pantai dari bencana dan kerusakan lingkungan sekitar. Kata Kunci: komunikasi lingkungan, model informasi lingkungan komunikasi, gerakan lingkungan