Museum biasanya menyimpan benda bersejarah seperti pusaka dan artifak. Untuk melihatnya lebih jelas pengunjung biasanya menyentuh etalase atau bahkan memegang secara langsung. Dengan adanya implementasi new normal menyarankan supaya masyarakat mengurangi kontak baik secara langsung ataupun tidak langsung. Penilitian ini bertujuan mencari solusi untuk mengurangi kontak pada museum. Pada studi kasus ini diimplementasikan teknologi Augmented Reality (AR) sebagai salah satu solusi untuk mengurangi kontak. Implementasinya dalam bentuk aplikasi mobile dengan perangkat yang menggunakan sistem operasi Android dengan bantuan Unity AR Foundation, dan ARCore. Penelitian ini dilakukan di Keraton Kanoman Cirebon, Kota Cirebon. Hasil dari percobaan performa adalah 4 dari 10 objek ditampilkan dan aplikasi dapat berjalan pada 60 Hz refresh rates dan 60 fps, Namun pengembangan AR/VR pada sistem operasi Android masih dinilai kurang karena bermasalah pada banyaknya perangkat yang tidak kompatibel. Walau begitu perangkat dapat menjalankan aplikasinya dengan lancar tanpa ada penurunan nilai frame rates dan refresh rates yang signifikan.