Film ‘All the Bright Places’ merupakan sebuah film yang diangkat dari novel best seller karya Jennifer Niven. Film ini menceritakan tentang kehidupan dua remaja bernama Theodore Finch dan Violet Markey yang berjuang dengan kesehatan mental mereka. Dimana selama kebersamaan mereka ketika melakukan tugas menjelajahi Indiana, mereka menemukan bahwa ada keindahan bahkan di tempat – tempat tidak terduga. Film ‘All the Bright Places’ juga menceritakan tentang bagaimana Theodore Finch berusaha menyembunyikan gangguan mental yang dia rasakan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma konstruktivis, lalu unit analisis dianalisis menggunakan teknik semiotika Roland Barthes untuk menemukan makna denotatif, konotatif dan mitos. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Theodore Finch menunjukkan karakteristik-karakteristik gangguan mental bipolar. Gangguan bipolar Finch termanifestasi sebagai fase mania dimana ia ceria menggebu-gebu, berenergi, sulit untuk fokus atau pikiran yang berpacu, impulsif melakukan kegiatan berbahaya dan mudah merasa kesal. Sedangkan ketika Finch mengalami fase depresi dia kehilangan minat dan energi, perasaan tertekan dan putus asa, rasa tidak berguna atau rasa bersalah yang berlebih, kehilangan kemampuan untuk berpikir dan berkonsentrasi, dan pikiran untuk mengakhiri hidup. Karena gangguan bipolarnya Finch menghadapi beberapa masalah seperti dirundung, kesulitan di sekolah, dan mengalami konflik internal dan eksternal. Maka dari itu analisis gangguan mental bipolar pada karakter Theodore Finch dapat menjadi referensi penggambaran seseorang dengan gangguan mental bipolar, karena Film ini juga menggambarkan beberapa realita bagaimana stigma seseorang dengan gangguan mental diperlakukan.
Kata Kunci: All the Bright Places, gangguan mental, gangguan bipolar, stigma