Universitas X adalah salah satu perguruan tinggi Indonesia yang menerapkan media aplikasi dalam penyebaran informasi. Aplikasi integrasi informasi Universitas X memiliki 37 aplikasi berbeda. XYZ merupakan salah satu subcontractor dari proyek pengembangan aplikasi terintegrasi informasi tersebut. Proyek ini terbagi menjadi 10 tim yang akan bekerja pada 37 aplikasi berbeda. Aplikasi akademik pada tim 1 memiliki beban proyek yang paling besar dan diprioritaskan untuk selesai tanpa kendala, namun kenyataannya proyek mengalami keterlambatan pada bulan oktober yang mengakibatkan perencanaan yang dilakukan oleh tim proyek tidak dapat direalisasikan. Penyebab dari keterlambatan tersebut dikarenakan penyebaran informasi yang kurang akibat manajemen informasi tidak terlaksana dengan baik, belum adanya list aktivitas dan waktu pengerjaan pada proyek belum jelas dan belum adanya funding sehingga keterlambatan terjadi karena masalah dana. Solusi yang diberikan pada tugas akhir ini adalah menggunakan perancangan schedule baseline dan scope baseline karena pengembangan proyek aplikasi integrasi informasi Universitas X membutuhkan dokumen perencanaan awal yang dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan proyek sehingga tidak mengalami pengulangan tahap yang sama pada proyek. Informasi perancangan yang diperoleh dari tugas akhir ini ditampilkan melalui dashboard sistem manajemen agar penyebaran informasi dapat menyeluruh. Hasil perancangan dashboard sistem manajemen akan mencakup dan mengintegrasikan informasi dari perancangan schedule baseline, scope baseline, dan change control. Informasi yang diberikan akan berupa bobot terhadap proyek, bobot total progress aplikasi, S Curve, dan total change request pada proyek tersebut. Fitur schedule baseline berisi informasi berupa berupa float aktivitas, progress pekerjaan, pengisian beban pekerjaan, gantt chart, dan critical path. Tim 1 proyek aplikasi akademik memiliki akses untuk mengisi beban masing-masing aktivitas yang telah selesai dikerjakan sehingga akan diakumulasikan secara automatis pada dashboard sistem manajemen. Hasil akumulasi akan berpengaruh pada S-Curve, penambahan progress pekerjaan pada main dashboard, dan perubahan status bobot pekerjaan. Fitur scope baseline berisi informasi mengenai Bobot terhadap proyek, Bobot total progress aplikasi, WBS Dictionary, Status ii Bobot Pekerjaan, Status, Link Evidence, Build Number, Person in Charge, User Guide, dan Link Aplikasi. Tim proyek bertugas untuk mengisi status pekerjaan untuk memperbarui secara automatis cell bobot total progress aplikasi dan bobot terhadap proyek. Dengan fitur ini, bobot pekerjaan akan terisi secara automatis ketika bobot aktivitas telah terisi. Fitur change control berisi syarat yang harus dipenuhi agar perubahan yang terjadi dapat dikontrol. Penerapan untuk change control membutuhkan data dari prosedur change request yang telah ditentukan oleh proyek yang bersangkutan. Hasil perancangan tersebut selanjutnya dilakukan validasi dengan penerapan langsung kepada prosedur tim proyek kemudian menggunakan checklist form berisi validasi fitur dashboard yang diberikan kepada tim support. Untuk mengetahui hasil perancangan layak diimplementasikan pada proyek atau tidak, dilakukan analisis kelayakan implementasi rancangan. Analisis kelayakan implementasi rancangan mengacu pada hasil diskusi dengan tim support dan hasil validasi rancangan. Analisis kelayakan implementasi pada tugas akhir ini menggunakan 4 indikator yaitu platform yang digunakan, harga penggunaan, total user, dan fleksibilitas fitur. Berdasarkan komparasi platform yang berbeda dengan 4 indikator dan hasil diskusi dengan tim support, dapat ditentukan platform dashboard yang layak untuk diimplementasikan. Berdasarkan analisis kelayakan implementasi, platform yang digunakan harus memiliki fleksibilitas yang tinggi dan harga yang murah sehingga ditentukan penggunaan dashboard menggunakan spreadsheet.