PT Purna Baja Harsco merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur dengan pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Perusahaan tersebut memproduksi dua macam produk slag yaitu precious slag ball dan Precious slag grid. Perusahan secara rutin memproduksi produk sehingga memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja kecil hingga berat. Pada proses pembuatan precious slag, banyak pemesinan yang melibatkan pemindahan komponen slag pot ke tempat atomizing, serta pemindahan hot metal cair, permukaan mesin yang tajam dan bahan lain-nya yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja. Penggunaan permesinan dalam memproduksi precious slag dapat berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja yang dapat berpotensi membakar, memotong, menusuk, memberikan benturan dan melukai para pekerja jika tidak digunakan dengan hati-hati atau sesuai standar prosedur. Berdasarkan data kejadian bahaya yang dimiliki oleh perusahaan, terdapat lima kejadian yang sangat beragam. Sehingga pengendalian risiko sangat diperlukan untuk meminimasi potensi terjadinya kecelakaan kerja atau bahaya pada pekerja. Minimasi kejadian bahaya tersebut dilakukan dengan pengendalian risiko dengan langkah awal berupa analisis hirarki pengendalian risiko. Analisis hirarki pengendalian risiko merupakan proses dalam menganalisa usulan dengan tingkatan hirarki pada setiap kejadian. Berdasarkan hasil analisis hirarki pengendalian risiko dapat diketahui bahwa terdapat satu kejadian administrasi, satu kejadian substitusi, satu kejadian eliminasi dan dua kejadian perancangan. Hasil analisis hirarki pengendalian risiko merupakan usulan atau potensi solusi untuk tiap – tiap kejadian bahaya yang sudah disesuaikan dengan tingkatan hirarki pengendalian risiko, diantara semua usulan tersebut terdapat salah satu potensi solusi yang memiliki frekuensi kejadian paling tinggi dan dapat diteruskan menjadi sebuah rancangan yaitu usulan berupa pemberian safety signs. Terdapat dua lokasi yang akan dilakukan perancangan safety sign yaitu terhadap area mudah meledak dan area loading. Metode yang akan dilakukan dalam perancangan safety sign ialah safety sign assesssemnt dan Quality Function Deployment. Safety signs assessment merupakan kegiatan dalam penilaian suatu kondisi lapangan yang akan dipasangi safety signs untuk mengetahui kriteria safety signs yang cocok di area tersebut, dari proses assessment ini nantinya dapat diketahui lokasi pemasangan safety signs, kondisi lapangan, signal words yang akan digunakan pada safety signs, tinggi, model, serta jarak baca yang digunakan dalam merancang safety signs dan material yang cocok digunakan untuk merancang safety signs. Hasil dari safety signs assessment akan digunakan untuk pendekatan Quality Function Deployment. Dari hasil Quality Function Deployment didapatkan hasil ukuran, jarak baca aman, jenis layout, penggunaan Bahasa serta ukuran font pada safety signs. Dalam perancangan safety sign mengacu pada standarisasi ANSI Z535 serta mempertimbangkan data antropometri terhadap dimensi tinggi tubuh serta dimensi tinggi mata sesuai dengan kriteria users yang akan membaca safety signs. Sehingga diharapkan pada perancangan safety signs dapat meminimasi kecelakaan kerja pada area pengolahan slag.