Tingginya tingkat Produk Domestik Regional Bruto di Kota Bandung mendukung adanya daya beli masyarakat yang tinggi pula. Hal ini berkaitan dengan perilaku konsumsi individu, dimana seseorang dengan status sosial yang tinggi cenderung memiliki pola konsumsi tanpa mempertimbangkan aspek manfaatnya. Rata-rata mastarakat Kota Bandung menggunakan pendapatannya sebesar 57,74% untuk dikonsumsi dan 42,26% untuk investasi ataupun menabung. Penduduk usia produktif menjadi salah satu aspek kekuatan penting dalam demografi di Kota Bandung yang turut menyumbang perekonomian, karena jumlahnya yang cukup tinggi dan dianggap sudah matang secara finansial. Hal tersebut menimbulkan kerentanan terjadinya kegagalan dalam melakukan pengelolaan keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap keuangan, lokus kendali internal, dan agen sosialisasi keuangan terhadap perilaku pengelolaan keuangan. Variabel pada penelitian ini yaitu sikap keuangan, lokus kendali internal, dan agen sosialiasi keuangan sebagai variabel bebas. Dan variabel perilaku pengelolaan keuangan sebagai variabel terikat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan populasi yang digunakan yaitu penduduk usia produktif di Kota Bandung sebanyak 1.815.597 jiwa. Pada penelitian ini menggunakan data primer yang didapatkan dari penyebaran kuesioner kepada 400 responden. Teknik penelitian yang digunakan yaitu Structural Equation Modeling – Partial Least Square (SEM-PLS) dan diolah menggunakan software WarpPLS 7.0. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel sikap keuangan, lokus kendali internal, dan agen sosialisasi keuangan berpengaruh secara parsial terhadap perilaku pengelolaan keuangan pada usia produktif di Kota Bandung. Kata Kunci : Perilaku Pengelolaan Keuangan, Sikap Keuangan, Lokus Kendali Internal, Agen Sosialisasi Keuangan, Usia Produktif.