Provinsi Bengkulu adalah salah satu provinsi yang berada di pulau Sumatra dan termasuk kedalam provinsi termiskin di Indonesia. Selama pandemi Covid-19 pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Financial literacy menjadi hal berpengaruh dalam menyikapi fluktuasinya perekonomian selama masa pandemi ini. Kurangnya pemahaman mengelola keuangan (financial literacy) akan memperparah tingkat stress.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara financial literacy dan financial distress studi kasus pada usia produktif di Provinsi Bengkulu, dengan menggunakan metode kuantitatif sebagai metode penelitiannya. Sampel yang diambil sebanyak 400 responden yang berusia 15-54 tahun dengan mengunakan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan yaitu skala likert untuk variabel financial literacy dan The InCharge Financial Distress/Financial Well-being (IFDFW) untuk variabel financial distress. Menggunakan analisis deskriptif dan analisis pearson product moment sebagai teknik analisisnya.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa tingkat financial literacy pada usia produktif di Provinsi Bengkulu tinggi dengan tingkat financial distress yang sedang dan terdapat hubungan positif yang sangat lemah antara financial literacy dan financial distress pada usia produktif di Provinsi Bengkulu.
Kata Kunci : Literasi Keuangan, Kesulitan Keuangan, Usia Produktif, Provinsi Bengkulu