Pada masa pandemi Covid-19, masyarakat mulai memperhatikan kesehatannya dan memilih menggunakan layanan teleconsultation untuk mengurangi kontak fisik dan kemungkinan tertular virus. Pengguna dengan mudah mengirimkan data mereka untuk memudahkan proses layanan. Industri kesehatan harus siap mengamankan data, karena maraknya kebocoran dan penjualan data. Selain sistem keamanan perusahaan, kesadaran pengguna adalah perlindungan pertama yang harus dibangun. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kesadaran keamanan informasi pengguna aplikasi telemedicine yang menyediakan layanan teleconsultation. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 400 pengguna Alodokter, salah satu aplikasi telekonsultasi di Indonesia. Kuesioner dikembangkan dengan menggunakan Human Aspect of Information System Questionnaire (HAIS-Q) dengan tujuh area fokus di setiap dimensi knowledge, attitude, dan behavior. Analisis data menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesadaran keamanan informasi adalah “Good”. Berdasarkan dimensi tersebut, knowledge merupakan dimensi yang paling lemah diantara dimensi lain terutama terkait dengan fokus area pelaporan insiden dan perangkat bergerak. Berdasarkan fokus area, information handling memiliki nilai terendah, terutama mengenai pengaturan screensaver dengan waktu singkat untuk meminimalkan orang lain mengakses perangkat pribadi. Berdasarkan nilai semua item, item terlemah mengenai mengubah kata sandi secara berkala merupakan item terlemah. Artinya, Alodokter harus memberikan edukasi lebih kepada pengguna atau menyempurnakan aplikasi Alodokter dengan mewajibkan pengguna untuk mengganti password secara otomatis dalam jangka waktu tertentu.