Pada arsitektur RAN sebelumnya yaitu pada jaringan 2G, 3G dan 4G konsep yang digunakan yaitu konsep monolitik. Dalam implementasinya, konsep monolitik menerapkan beberapa interaksi antara node logis terjadi dalam satu unit. Hal ini membuat kinerja pada unit tersebut terasa begitu berat. Sejak munculnya studi New Radio (NR) pada jaringan 5G, dirasakan bahwa pemisahan gNodeB (node ??logis NR) antara Unit Pusat (CU) dan Unit Terdistribusi (DU) akan membawa fleksibilitas. Untuk membawa fleksibilitas suatu jaringan, hal yang dilakukan meliputi pembagian tugas pada setiap unit agar unit tersebut fokus pada pekerjaan yang diberikan. Maka dari itu, penelitian ini akan melakukan evaluasi pada desain sistem RAN dengan metode pemisahan antara central unit (CU) dan distribution unit (DU) yang akan di implementasikan untuk jaringan 5G Standalone menggunakan OpenAirInterface dengan men-deploy jaringan tersebut menggunakan metode kontainerisasi.
Penulis melakukan simulasi baik pada konsep monolitik maupun konsep pemisahan CU/DU pada jaringan 5G standalone yang di deploy ke dalam local host. Setelah melakukan simulasi, penulis mengevaluasi dengan melakukan analisis dan identifikasi terhadap Quality of Services dari jaringan yang di deploy dengan melihat pengaruh yang dihasilkan dari jaringan tersebut. Parameter Quality of Services yang diukur adalah throughput, packet loss, delay, dan jitter.
Hasil dari tugas akhir ini, menunjukkan bahwa bahwa konsep pemisahan CU/DU yang digunakan pada jaringan 5G OpenAirInterface menghasilkan throughput 25,51% lebih besar jika dibandingkan dengan konsep monolitik. Konsep CU/DU terbukti lebih efisien dalam melakukan downlink dibandingkan dengan konsep monolitik. Hasil throughput, delay dan jitter pada konsep CU/DU lebih baik jika dibandingkan dengan konsep monolitik.