Masyarakat Desa Mejayan Kabupaten Madiun sampai saat ini hidup berdampingan dengan adat istiadat mereka. Warisan leluhur mereka berupa bentuk ritual untuk menghilangkan segala bala yang menyerang warga desa yang dilakukan setiap bulan Suro. Ritual tolak bala kesenian Dongkrek lahir pada tahun 1867 oleh Raden Ngabehi Lo Prawirodipuri III saat Desa Mejayan terkena wabah pageblug. Wabah misterius tersebut mengakibatkan warga meninggal mendadak dan ketidak suburan lahan. Ritual ini terbagi dalam tiga prosesi dengan makna yang berbeda.
Penelitian yang dikaji ialah perilaku komunikasi dalam ritual tolak bala kesenian Dongkrek. Ritual tersebut merupakan suatu perilaku yang khas, sehingga dapat dikaji melalui aktivitas komunikasinya dan motif yang melatarbelakangi perilaku tersebut. Mengkaji penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan studi etnografi komunikasi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi partisipan, dokumentasi serta dokumen pendukung lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa situasi komuniktif yang terjadi dalam kegiatan ritual dilakukan sesuai dengan penggalan Jawa yang sudah ditetukan. Ritual dilakukan pada tempat krusial di Desa Mejayan yang berlangsung secara khidmat namun penuh suka cita, dengan menggunakan unsur budaya Jawa sehingga suasananya masih sakral dan magis. Peristiwa komunikatif menggambarkan keseluruhan prosesi ritual, mulai dari ritual nyadranan, wilujengan hingga kirab. Tindakan komunikatif dalam ritual tolak bala kesenian Dongkrek dapat dilihat dari penggunaan simbol baik secara verbal, non verbal maupun simbol lain yang digunakan saat ritual. Diantaranya penggunaan bahasa, tembang, simbol ritual, simbol kesenian Dongkrek, artefak, penampilan fisik, cara berdo’a, cara berinteraksi maupun adab kesopanan yang diterapkan. Selain itu motif masyarakat Desa Mejayan melakukan ritual tolak bala kesenian Dongkrek didasari dengan latar belakang peristiwa pageblug yang menimpa di masa lalu, dengan tujuan jika mereka melakukan ritual memohon agar kesengsaraan yang dahulu terjadi tidak terulang kembali.
Kata kunci : Etnografi Komunikasi, Perilaku Komunikasi, Ritual Tolak Bala dan Kesenian Dongkrek.