Perkembangan teknologi menggeser beberapa budaya sehingga menghadirkan fenomena baru di lingkungan masyarakat. Tingginya angka penyebaran berita palsu, kriminalitas, gangguan kesehatan mental, hingga bunuh diri banyak dialami oleh pengguna media sosial kalangan usia produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi khalayak serta mendeskripsikan penerimaan pesan determinisme teknologi menggunakan analisis teori resepsi Stuart Hall. Informan penelitian ialah masyarakat usia produktif rentang 17-24 tahun dari latar belakang berbeda yang telah menonton film “The Social Dilemma”. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivitis dengan metode penelitian kualitatif-deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara-mendalam. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan makna yang dihasilkan setiap informan dalam memaknai pesan determinisme teknologi dari 14 scene unit analisis. 6 informan dikategorikan dalam The Negotiated – Code posisition, 5 informan The Dominant-Hegemonic Position dan 3 informan pada The Opposite Code. Posisi ini dipengaruhi oleh perbedaan latar belakang pendidikan, budaya, umur, dan pengalaman kolektif. Setelah informan memahami makna determinisme teknologi dan menonton kembali film “The Social Dilemma”, informan memiliki perasaan sedih, takut, serta khawatir dengan kehidupan nyatanya. 6 dari 14 informan, pemaknaan serta kepercayannya berubah mengikuti pengalaman serta pandangan dari informasi yang disampaikan pada film tersebut. Namun beberapa dari informan melakukan interpretasi terhadap pesan dan informasi yang mereka dapatkan dalam film, dikarenakan memiliki pemahaman yang berbeda dari apa yang disampaikan dalam film.
Kata Kunci: analisis resepsi, determinisme teknologi, media sosial, film The Social Dilemma, remaja