Indeks harga saham merupakan suatu ukuran statistik yang menggambarkan keseluruhan sebuah pergerakan harga atas sekumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria dan metodologi tertentu dievaluasi secara berkala. saham subsektor farmasi mengalami lonjakan harga saham dan volume perdagangan yang cukup signifikan dalam kurun waktu enam bulan. Indeks harga saham subsektor farmasi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya yaitu faktor makro ekonomi seperti inflasi, suku bunga, nilai tukar, dan produk domestik bruto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh inflasi, suku bunga, nilai tukar, dan Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap indeks harga saham perusahaan subsektor farmasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2019-2021. Baik secara simultan dan juga secara parsial. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu sampel analisis regresi linier berganda. Dalam penelitian ini dilakukan uji F untuk mengetahui pengaruh variabel inflasi, suku bunga, nilai tukar dan, PDB terhadap indeks harga saham sub sektor farmasi secara simultan. Selain itu penelitian ini juga melakukan uji t untuk mengetahui pengaruh inflasi, suku bunga, dan PDB terhadap indeks harga saham subsektor farmasi secara parsial. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan inflasi, suku bunga, nilai tukar dan PDB berpengaruh terhadap indeks harga saham subsektor farmasi. Secara parsial inflasi dan suku bunga berpengaruh terhadap indeks harga saham subsektor farmasi, sedangkan nilai tukar dan PDB secara parsial tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham subsektor farmasi. an Farmasi, dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Kata Kunci: Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Indeks Harga Saham Sub Sektor Perusahaan Farmasi, dan Bursa Efek Indonesia (BEI)