Hustle culture atau workaholic merupakan sebuah gaya hidup di kelompok anak muda yang saat ini berorientasi pada gen Z. Hustle culture diyakini bahwa siapapun yang melakukannya akan sukses jika mereka bekerja tanpa melihat waktu, ditambah lagi dengan adanya kesenangan dalam diri saat melakukan suatu pekerjaan secara terus menerus. Kelompok orang yang tergolong dalam gaya hidup hustle culture adalah para pekerja dan mahasiswa. Mereka merupakan golongan gen Z yang saat ini memiliki persepsi bahwa mereka harus bertanggung jawab atas produktivitas, pengembangan, dan kemajuan diri sendiri, ditambah lagi mereka termotivasi dengan tokoh entrepreneur yang sukses di usia muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri generasi Z sebagai pelaku hustle culture, terutama pada pegawai Shopee yang termasuk kedalam golongan gen Z. Dengan adanya penelitian ini, peneliti akan membahan lebih dalam bagaimana konsep diri gen Z terbentuk melalui faktor-faktor dan prosesnya. Metode yang digunakan adalah kualitatif, dengan melakukan observasi dan wawancara pada Perusahaan Shopee yang bertujuan untuk mendapatkan data secara rinci. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa konsep diri generasi Z sebagai pelaku hustle culture dipicu oleh adanya interaksi dan pengalaman yang dilalui, ditambah lagi mereka menyadari akan adanya hal tersebut. Sehingga hustle culture dijadikan sebagai bahan tolak ukur bagi kemampuan mereka saat ini seperti untuk mengembangkan skill, dan value.
Kata kunci: konsep diri, hustle culture, workaholic, interaksi simbolik, generasi Z