Perkembangan perangkat lunak meningkat seiring dengan banyaknya permintaan pengguna, namun wak- tu yang harus diselesaikan dalam pengembangan sangat terbatas. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan Software Reuse atau penggunaan kembali suatu perangkat lunak di- karenakan dapat meningkatkan kualitas dan mempercepat waktu yang dibutuhkan dalam pengembangan perangkat lunak. Reusability memungkinkan source code dapat digunakan kembali untuk menambahkan sedikit fungsionalitas atau tanpa modifikasi. Namun, permasalahan dalam reusability adalah jika aplikasi yang telah ada memiliki code smell seperti coupling dan kompleksitas yang tinggi pada suatu class. Sehingga berdampak pada sulitnya suatu code untuk didaur ulang. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan refactor atau perubahan kode pada aplikasi. Pada studi kasus ini, aplikasi direfactor kedalam arsitektur MVVM karena memiliki keunggulan yaitu kohesi yang tinggi dan tingkat coupling yang rendah. Untuk penguji- an reusability, menggunakan pengukuran CK-metrics yang berkaitan dengan aspek reusability diantaranya yaitu CBO (Coupling Between Object), DIT (Depth of Inheritance Tree), NOC (Number of Children), WMC (Weighted Methods per Class), dan LCOM (Lack of Cohesion in Method). Setelah dilakukan refactoring pada aplikasi baseline dan dilakukan pengukuran terhadap metriks tersebut, arsitektur MVVM menu- runkan nilai reusability pada aplikasi. Hal itu disebabkan oleh meningkatnya coupling dan kompleksitas, serta menurunnya kohesi pada aplikasi.