Potensi sagu Indonesia sangat besar mencakup sekitar 60 persen luas sagu dunia. Luas areal sagu Indonesia diperkirakan mencapai 1,2 juta hektar dengan produksi berkisar 8,4-13,6 juta ton per tahun. Produktivitas pati dapat mencapai 25 ton/hektar/tahun dan tertinggi diantara tanaman penghasil pati lainnya. Tingkat konsumsi sagu nasional mengalami peningkatan yang signifikan dan peningkatan ekspor sagu luar negeri juga meningkat dari tahun ke tahun. PT. XYZ memilih untuk memproduksi sagu yang berpotensi tinggi di Indonesia. Bertujuan untuk menjadi penghasil sagu yang bisa mendistribusikan produknya ke seluruh wilayah Indonesia dan juga mengekspornya ke luar negeri, PT. XYZ memilih untuk membuka pabrik produksi tepung sagu di Mimika, Papua karena sagu merupakan tanaman lokal yang tumbuh baik dan melimpah. PT. XYZ melakukan investasi untuk memulai proses bisnis pengembangan pabrik produksi sagu ini di Papua. Berdasarkan perancangan kelayakan usaha yang sudah dilakukan, menunjukkan bahwa rancangan pengembangan pabrik produksi tepung sagu PT. XYZ adalah layak untuk dilakukan dengan nilai NPV sebesar Rp21.063.043.334, nilai IRR sebesar 33,21%, dan PBP pada 2.98 tahun. Perancangan tersebut juga dilakukan analitis sensitivitas terhadap peningkatan biaya bahan baku langsung, peningkatan biaya tenaga kerja, penurunan harga jual produk, dan penurunan permintaan produk. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa rancangan pengembangan pabrik produksi tepung sagu PT. XYZ sensitif terhadap peningkatan biaya bahan baku langusng sebesar 62,90%, sensitif kenaikan biaya tenaga kerja sebesar 64,63%, sensitif pada penurunan harga jual produk sebesar 10,31%, dan sensitif pada penurunan permintaan produk sebesar 10,31%.