Pulau Nusa Penida merupakan salah satu destinasi wisata yang membutuhkan pasokan energi yang cukup besar. Saat ini pulau tersebut menggunakan PLTD dalam memenuhi kebutuhan pasokan energi. Dikarenakan PLTD masih menggunakan bahan bakar Marine Fuel Oil (MFO) yang biaya bahan bakarnya terbilang tinggi, hal ini menyebabkan biaya pokok penyediaan pembangkitan listrik yang cukup tinggi pula. Untuk mengatasi persoalan tersebut, perlu dibangun pembangkit listrik yang menggunakan energi baru terbarukan yang tidak memiliki biaya bahan bakar. Salah satu potensi energi terbarukan yang cukup signifikan di Pulau Nusa Penida yaitu potensi energi angin. Potensi energi angin dapat ditentukan melalui kecepatan angin di daerah tersebut. Kecepatan angin di suatu daerah dapat ditentukan melalui data langsung atau dengan data sekunder. Jika menggunakan data sekunder maka diperlukan suatu proyeksi kecepatan angin.
Dalam penelitian proyeksi kecepatan angin ini dapat ditentukan dengan metode Principal Component Analysis yang menggunakan beberapa data kecepatan angin dan parameter atmosfer lainnya di Pulau Nusa Penida. Dengan metode ini parameter lain yang digunakan yaitu temperature, relative humidity, specific humidity, irradiation, radiation, air density, precipitation, dan surface pressure. Data yang didapatkan akan diolah menggunakan perangkat lunak SPSS sehingga didapatkan pemodelan dalam bentuk distribusi statistik. Model akhir memasukkan faktor ketidakpastian yang disimulasikan menggunakan simulasi Monte Carlo dengan bantuan perangkat lunak Crystal Ball.
Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil yaitu empat variabel yang berpengaruh terhadap kecepatan angin, pemodelan korelasi kecepatan angin, dan probabilitas intermitensi terjadi dengan skenario worst case.
Kata Kunci: energi angin, proyeksi kecepatan angin, principal component analysis, simulasi Monte Carlo