Pada umumnya sistem Internet of Things (IoT) menggunakan sistem penyimpanan terpusat. Namun, rentan mengalami error sehingga menyebabkan server down, sehingga data yang tersimpan di database terpusat tidak dapat diakses bahkan rentan hilang karena tidak ada backup. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan menerapkan sistem database blockchain pada smart farming, di mana data akan disimpan secara desentralisasi dan terdistribusi ke semua node yang
terdaftar di jaringan. Jika terjadi kegagalan sistem pada salah satu node, node tersebut tidak akan mempengaruhi sistem pada node lainnya.
Pembuatan sistem private blockchain menggunakan framework Ethereum dengan konsesnsus Proof of Work (PoW) dan Proof of Authority (PoA). Sistem I terkoneksi dengan Node I dan Sistem II terkoneksi dengan Node II. Proses pengiriman data sensor ke blockchain menggunakan web server. NodeMCU ESP8266 menjadi pengirim dan kedua virtual machine sebagai penerima. Blockchain ini berfungsi menyimpan data sensor dan kemudian ditampilkan pada website.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa blockchain dengan konsesnsus PoA lebih baik dibandingkan PoW. Hasil proses pengujian mining rate pada blockchain PoA memiliki delay tertinggi 15 detik dan blockchain PoW tidak memiliki batas delay untuk mining rate. Penggunaan resource sistem ubuntu blockchain PoA lebih efisien sebesar 69,55% pada CPU dan 1,945% untuk RAM. Pada blockchain PoA, blok yang dihasilkan cenderung stabil dan tidak dipengaruhi jumlah node. Proses delay setData dan getData pada blockchain PoA lebih cepat 0,1 detik. Pada delay proses validasi blok, blockchain PoA rata-rata selama 0,5 milliseconds, sedangkan blockchain PoW rata-rata 10-15 milliseconds.
Kata kunci : Blockchain, Internet of Things, Proof of Authority, Proof of Work