Keterbatasan ruang gerak dan ajegnya aktivitas menyebabkan munculnya rasa bosan dan sepi. Kebebasan dan kesenangan yang diinginkan menjadi terbatas akibat kondisi pandemi saat ini yang mengharuskan untuk mengambil jarak dengan yang lainnya. Kondisi tersebut mengakibatkan keinginan-keinginan menjadi terpendam dalam alam bawah sadar dan hanya tersalurkan dalam mimpi secara tidak sadar. Tidak tersalurnya keinginan dalam alam sadar dapat berpengaruh pada pola perilaku individu. Penulis kerap mengandai-andaikan akan hal fantasi, yang didasari atas situasi yang telah dan sedang dialami pada alam bawah sadar maupun mimpi, sebagai pengalih atas keterbatasan tersebut. Maka dari itu, guna menghadirkan kebebasan dalam alam mimpi dan bawah sadar—berdasarkan pada metode Andre Breton dan Sigmund Freud—penulis memanfaatkan teknik otomatisme dan menuangkannya menjadi sebuah karya utuh. Bagi penulis, teknik otomatisme dianggap mampu menjadi sebuah kebebasan dalam menghadirkan kemungkinan-kemungkinan di luar alam sadar. Berdasarkan pemaparan tersebut, proyek tugas akhir ini merupakan sebuah bentuk dari penerapan teknik otomatisme, bertemakan mimpi dan alam bawah sadar, yang kemudian dikemas dalam karya animasi. Animasi mampu menjadi medium yang tepat karena dapat menghadirkan visual sureal dengan cepat dan praktis. Hasil animasi yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk instalasi, dengan tujuan memberikan kesan yang imersif. Diharapkan karya tugas akhir ini dapat memberikan pengalaman estetika visual dengan bentuk-bentuk irasional dari mimpi dan alam bawah sadar.
Kata kunci: otomatisme, mimpi, alam bawah sadar, animasi