Fenomena COVID-19 yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia menyumbangkan banyak dampak negatif yang signifikan pada kesehatan seseorang baik fisik maupun psikologi seperti masalah kesehatan mental berupa cemas,depresi dan trauma. Ini membuat tingkat kebutuhan pendampingan psikologis untuk mengatasi masalah mental di indonesia kian meningkat. Pemerintah Indonesia meluncurkan program Layanan SEJIWA yang berbasis Hotline 119 ext 8 dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan emosional dan psikologi masyarakat Indonesia secara gratis dan terjangkau. Layanan Sejiwa ialah Layanan Psychological First Aid atau Bantuan psikologi Awal yang dilakukan secara daring untuk mengurangi dampak negatif atau disebut juga layanan Tele-PFA. Pada beberapa kasus terdapat masyarakat yang memiliki kondisi mental tidak stabil, mereka sulit untuk menyampaikan permasalahan pribadinya ketika konseling berlangsung. Tujuan penelitian adalah menganalisis pendekatan komunikasi interpersonal keterbukaan melalui Tele-PFA oleh psikolog di layanan Sejiwa dalam menangani mental masyarakat yang tidak stabil akibat pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan keterampilan Komunikasi keterbukaan menurut Devito. Untuk mendapatkan hasil penelitian dilakukan wawancara kepada beberapa relawan psikolog yang memberikan konseling di layanan Sejiwa. Hasil Penelitian menunjukan bahwa komunikasi interpersonal psikolog yang baik mampu untuk menunjang komunikasi yang lancar antara psikolog dan klien. klien menjadi terbuka mengungkapkan masalahnya sehingga psikolog bisa memberikan solusi terbaik dan memberikan perubahan secara perilaku dan emosional untuk klien.
Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal, TELE-PFA, Psikolog