Teknologi informasi dan komunikasi kini telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Perkembangannya dapat dilihat dengan adanya Long Term Evolution (LTE). Namun saat ini di Indonesia sendiri belum semua daerah terjangkau oleh layanan LTE, contohnya pada kabupaten Lombok Utara yang berada di pulau Lombok provinsi Nusa Tenggara Barat. Setelah bencana gempa bumi yang menimpa pulau Lombok 4 tahun lalu, pada ketiga kecamatan tersebut akses dari jaringan 4G/LTE masih bisa dibilang sangat kurang memadai. Maka dari itu diperlukanlah pembangunan jaringan LTE yang memadai pada daerah tersebut. Maka dari itu pada penelitian kali ini penulis membahas tentang perancangan jaringan backhaul eNodeB menggunakan serat optik pada jaringan LTE yang memperhitungkan trafik user dalam menentukan bentuk topologi dari jaringan eNodeB yang dirancang dan juga menggunakan teknologi STM-4 yang memiliki nilai bit rate mencapai 622 Mbps, yang nantinya berfokus di kecamatan gangga, kayangan, dan bayan pada kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hasil simulasi menunjukan nilai yang ada pada link backhaul dengan menggunakan STM-4 mendapatkan nilai terbaik untuk Q-factor 14,408, BER 2,28 × 10?47 , power received ?21,51 dBm, untuk nilai terburuk mendapat Qfactor 6,98, BER 1,45 × 10?12 , power received ?24,76 dBm, menggunakan power transmitter sebesar 1 dBm. Pada link akses dengan GPON menggunakan power transmitter sebesar 1,5 dBm disisi upstream mendapatkan nilai terbaik untuk Q-factor 11,471, BER 9,17 × 10?31 , power received ?19,902 dBm, nilai terburuk Q-factor 5,623, BER 9,35 × 10?9 , power received ?22,581 dBm. Disisi downstream nilai terbaik untuk Q-factor 16,759, BER 2,409 × 10?63 , power received ?18,309 dBm, nilai terburuk Q-factor 9,683, BER 1,77 × 10?22 , power received ?20,217 dBm.