Industri kosmetik di Indonesia diprediksi akan berkembang setiap tahunnya hingga tahun 2026. Tren belanja online kian meningkat termasuk belanja kosmetik. Kendala dalam berbelanja kosmetik secara online adalah konsumen tidak dapat mencoba produk secara langsung. Akan tetapi ada solusi untuk itu yakni augmented reality (AR). Wardah, salah satu perusahaan kosmetik di Indonesia turut mengadopsi teknologi ini. AR masih tergolong hal baru di Indonesia, sehingga penting untuk meneliti penerimaan dari teknologi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan pengguna Wardah Virtual Try On. Metode dalam penelitian ini adalah metote kuantitatif dengan pendekatan analisis deskriptif dan analisis kausal dengan metode SEM-PLS. Model penelitian ini menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) dan diuji kepada 100 perempuan yang pernah mencoba Wardah Virtual Try On. Hasil analisis deskriptif diketahui bahwa perceived usefulness, perceived ease of use, perceived enjoyment, dan attitude toward use berada pada kategori sangat baik. Sementara itu, behavioral intention to use berada dalam kategori baik. Hasil hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif perceived ease of use terhadap perceived usefulness. Kemudian, perceived usefulness, perceived ease of use, dan perceived enjoyment berpengaruh signifikan dan positif terhadap attitude toward use, selain terdapat pengaruh signifikan dan positif attitude toward use terhadap behavioral intention to use.
Kata Kunci: augmented reality, industri kosmetik, penerimaan teknologi, virtual try on.