Keadaan new normal merupakan kondisi yang sudah ditunggu-tunggu remaja, namun orang tua tidak dapat mendukung kesenangan anak selama new normal. Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan komunikasi interpersonal orang tua dan anak yang memiliki sikap menyimpang semenjak new normal (Studi Kasus Keluarga Gunung Kukusan Giriwono Wonogiri). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus intrinsik dimana fenomena yang diteliti merupakan kasus yang unik. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman (model aliran dan model interaktif) dengan teknik keabsahan data yaitu triangulasi sumber dengan melibatkan banyak peneliti. Teori yang digunakan adalah komunikasi interpersonal Liliweri dengan kelima ciri –ciri komunikasi interpersonal yang efektif yaitu keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif dan kesetaraan. Hasil dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak selama kondisi new normal berjalan tidak optimal dikarenakan tidak tercapainya keoptimalan dalam ciri-ciri komunikasi interpersonal yang efektif dan faktor eksternal dimana orang tua terlalu mengekang anak salama kondisi new normal serta faktor internal berupa perasaan emosional remaja yang terlalu marah dan kecewa dengan keputusan orang tua selama new normal. Hal tersebut menimbulkan kenakalan remaja berupa mencuri uang orang tua, berjudi, merokok yang dilakukan secara diam-diam, dan keluyuran sampai malam hari.
Kata Kunci: komunikasi interpersonal orang tua, kenakalan remaja, new normal, studi kasus.