Pendidikan seks seringkali menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Pro dan kontra pendidikan seks ini bergantung pada bagaimana pengertian masyarakat tentang pendidikan seks itu sendiri. Orangtua berperan penting dalam memberi pendidikan pada anak, terlebih lagi dalam hal pendidikan mengenai seksualitas. Pendidikan seksual ialah upaya dalam mengajar dan memberi informasi mengenai seksualitas. Dalam memberikan pendidikan seksual tentu dibutuhkan komunikasi, yaitu komunikasi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi antara ibu tunggal dan anak remaja laki-lakinya dalam mengkomunikasikan pendidikan seksual menggunakan teori Fitzpatrick dan Koerner yaitu skema hubungan keluarga. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan paradigma interpretif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga informan, dua diantaranya memiliki orientasi percakapan tinggi ditandai dengan intensitas komunikasi yang tinggi dan informan lainya memiliki orientasi percakapan rendah ditandai dengan kurangnya keterbukaan dan diskusi. Orientasi konformitas pada keluarga Ibu NB dan Ibu NS rendah ditandai dengan pemberian kebebasan pada anak untuk mengambil keputusan, sedangkan pada Ibu TUS orientasi konformitas tinggi dikarenakan cenderung bersifat tidak bebas dalam berpendapar dan keputusan ada pada orangtua.
Kata Kunci: Komunikasi Keluarga, Pendidikan Seksual, Orientasi Percakapan, Orientasi Konformitas