Pernikahan merupakan suatu ikatan dua insan antara laki-laki dan perempuan untuk meneruskan ketururunan secara sah berdasarkan hukum dan agama. Tujuan menikah salah satunya agar bisa membentuk sebuah keluarga yang bahagia dengan pasangan dan juga anak dimasa yang akan datang. Dalam memilih pasangan hidup sebagian orang sangat singkat sebagiannya lagi cukup lama, bahkan ada juga yang memilih untuk tidak memiliki pasangan hidup, itu tergantung dari persepsi dia tentang pernikahan berdasarkan pengalaman hidupnya. Dalam sebuah pernikahan juga tidak terlepas dari sebuah masalah, baik masalah kecil ataupun besar yang bisa mengarah kearah perceraian, dimana perceraian ini bisa saja menjadikan anak sebagai korban. Hal tersebut membuat ketertarikan peneliti untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul Persepsi Pernikahan Bagi Remaja Korban Perceraian Orang Tua Di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pernikahan bagi remaja korban perceraian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan paradigma konstruktivis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi pustaka. Peneliti melakukan wawancara dengan delapan informan kunci yang berdomisili di Kota Bandung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah peneliti mendapatkan dua persepsi tentang pernikahan, yaitu persepsi negatif yang dimiliki oleh empat informan perempuan dan persepsi positif yang dimiliki oleh empat informan laki-laki.
Kata kunci : Orang Tua, Persepsi, Pernikahan, Perceraian, Remaja