Kampung Naga mengalami kelumpuhan akibat pandemi yang berdampak pada pramuwisata terutama dalam komunikasi interpersonal antara satu individu dengan individu lainnya. Jika komunikasi interpersonal tersebut berjalan dengan baik, maka setiap interaksi pramuwisata dan wisatawan asing akan membuahkan hasil yang maksimal terutama dalam bidang pariwisata dimana pramuwisata dituntut untuk melakukan yang terbaik. Hasil penelitian ini dimana pihak pramuwisata Kampung Naga masih memiliki keunikan dalam berkomunikasi dengan wisatawan asing dikarenakan kendala berkomunikasi terutama faktor bahasa karena mereka merupakan desa adat dan bukan situs budaya, desa budaya maupun tempat wisata. Melayani wisatawan, sukses atau tidaknya memiliki hubungan erat dengan komunikasi interpersonal dikarenakan sedang berhadapan dengan orang asing. Tentunya diperlukan pengalaman berbicara bahasa asing namun, seringkali terdapat hambatan dalam suatu pelayanandikarenakan kendala bahasa karena Kampung Naga termasuk dalam local tour dan tenaga kerja pramuwisata diwajibkan hanya dari masyarakat lokal Kampung Naga. Penelitian ini dibuat untuk menganalisis komunikasi interpersonal Pramuwisata Kampung Naga. Teori utama yang digunakan yakni komunikasi interpesonal yang dikemukakan oleh Joseph A. DeVito yang melingkupi keterbukaan (openness), empati (emphaty), saling mendukung (supportiveness), sifat positif (positiveness), dan kesetaraan (equality). Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif melalui paradigma interpretatif dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan terpilih dengan metode Focus Discussion Group untuk mendapatkan informasi yang lengkap.