Berdasarkan hasil drive test yang telah dilakukan di kecamatan Kiaracondong, didapatkan nilai RSRP sebesar 90,84% dimana nilai ini belum memenuhi target KPI operator terhadap coverage yaitu minimal sebesar 95% ? ? 100 dBm, nilai SINR sebesar 77,24% dan juga belum memenuhi target KPI terhadap quality sebesar 85% ? 0 dB dan nilai throughput sebesar 86,81% yang belum memenuhi target KPI sebesar 90% ? 3 Mbps. Selain itu, kecamatan Kiaracondong menempati urutan ketiga sebagai kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak di kota Bandung dengan jumlah penduduk 130.347 jiwa, yang berarti bahwa banyaknya pengguna jaringan 4G LTE menempati suatu area yang sama secara bersamaan sehingga menyebabkan kualitas jaringan menurun sehingga dilakukannya optimasi jaringan 4G LTE dengan metode Automatic Cell Planning (ACP).
Pada proyek akhir ini, dilakukan optimasi physical tuning dengan metode Automatic Cell Planning (ACP). Hasil simulasi optimasi ACP akan dibandingkan dengan hasil simulasi site existing atau non-ACP dan hasil implementasi ACP oleh operator untuk melihat peningkatan kualitas jaringan 4G LTE sebelum dan sesudah optimasi. Parameter optimasi yang diamati adalah RSRP, SINR dan Throughput.
Berdasarkan hasil perbandingan optimasi, simulasi non-ACP jika dibandingkan dengan hasil simulasi ACP didapatkan hasil untuk parameter RSRP, SINR dan Throughput, mengalami peningkatan setelah dilakukan simulasi ACP. Sedangkan jika dibandingkan dengan hasil implementasi ACP, terjadinya penurunan untuk beberapa range parameter RSRP, SINR dan throughput. Hasil optimasi untuk parameter RSRP dominan pada range -80 s.d 0 dengan kategori sangat baik, parameter SINR dominan pada range 0 s.d 10 dengan kategori normal, parameter throughput dominan pada range 20000 s.d 30000. Hasil simulasi pada ketiga area telah memenuhi standar KPI Telkomsel, maka optimasi dengan metode Automatic Cell Planning (ACP) dapat dijadikan solusi dari masalah tersebut.