Kinerja keuangan merupakan suatu gambaran pencapaian perusahaan dalam mengelola keuangan yang mengacu pada laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasi. Kinerja keuangan dapat dikatakan baik ketika perusahaan dapat mengelola dengan baik sesuai dengan sasaran tujuan perusahaan. laba perusahaan menjadi salah satu tolak ukur dalam keberhasilan suatu perusahaan. Pada penelitian ini untuk mengukur kinerja keuangan dengan menggunakan rasio, penulis menggunakan Return On Asset (ROA).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen modal kerja yang menggunakan perhitungan Cash Conversion Cycle (CCC), Struktur Kepemilikan yang terdiri dari Kepemilikan Manajerial , Kepemilikan Institusional dan Biaya Keagenan (Agency Cost) terhadap Kinerja Keuangan yang diukur menggunakan Return On Asset (ROA) pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder. Populasi yang digunakan adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020. Teknik pemilihan sampel menggunakan purposive sampling yang memperoleh 17 perusahaan dengan periode 5 tahun, sehingga memperoleh sampel penelitian sebanyak 85 sampel yang di observasi. Pengujian dalam penelitian ini yaitu uji statistic deskriptif dan analisis regresi data panel dengan menggunakan software Eviews 10.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan manajemen modal kerja, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan agency cost berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa manajemen modal kerja berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Sedangkan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan agency cost tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020.
Berdasarkan hasil penelitian ini perusahaan maupun investor harus memperhatikan rentan waktu dalam mengelola modal kerja untuk dijadikan modal kembali dalam menjalankan penjualan sehingga modal perusahaan semakin besar dan perusahaan memperoleh akan laba yang diharapkan. Hal tersebut dapat meminimalisir resiko yang akan ditanggung oleh pihak investor yang menanamkan modalnya.