Penelitian ini dilatarbelakangi dari kurangnya minat anak SD rentang umur 9-11 tahun terhadap Bahasa Sunda khususnya dengan pelajaran di sekolah. Karena kurikulum yang berganti, pelajaran Bahasa Sunda semakin hari sangat sulit, padahal tujuan utamanya agar bisa digunakan sehari-hari. Untuk itu diperlukan strategi pembelajaran yang lebih efektif pada anak umur 9-11 tahun. Salah satunya dengan cara belajar sambil bermain. Banyak jenis permainan yang dimainkan oleh anak-anak di Jawa Barat khususnya Kabupaten Bandung. Salah satunya adalah Oray-orayan, meskipun sederhana namun memiliki nilai-nilai budaya dan mitologi yang kompleks serta ada kaitannya dengan kepercayaan terhadap Dewi Sri Pohaci. Dari permasalahan tersebut, diperlukannya perancangan media yang dapat membantu proses belajar Bahasa Sunda secara interaktif kepada anak umur 9-11 tahun, yaitu melalui media game yang lebih disukai oleh anak-anak. Dalam pembuatan game dibutuhkan visualisasi konsep game tersebut sebelum memasuki tahap produksi. Perancang berperan sebagai Concept artist yang mendesain karakter dan environment pada game yang akan dibuat. Metode pengumpulan data yang digunakan terdiri dari studi literatur serta observasi, kemudian dianalisis secara kualitatif menghasilkan data yang deskriptif secara mendalam. Hasil analisis tersebut kemudian akan dijadikan acuan referensi dalam perancangan konsep visual untuk game dengan judul “Sawa”.
Kata kunci: Bahasa Sunda, Oray-orayan, Konsep Visual, Game.