Untuk menanggulangi jumlah sampah yang meningkat muncul sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM), dengan sistem ini masyarakat berperan aktif dari pembentukan hingga pengoperasian tempat pengelolaan sampah mandiri. Salah satunya adalah Desa Jatiendah Kampung Jatibaru RW 17 Kabupaten Bandung. Masyarakat disana memiliki kesadaran yang tinggi akan kepedulian tentang lingkungan, ini ditunjukan dengan pola masyarakat saat mengumpulkan sampah langsung menuju Unit Pengelolaan Kebersihan (UPK). Tetapi masih terdapat kendala, yaitu panjangnya durasi pemilahan sampah yang dilakukan secara manual oleh petugas UPK. Sehingga mengakibatkan tidak maksimalnya jumlah sampah yang dapat didaur ulang setiap harinya. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Data tersebut nantinya menjadi acuan dalam perancangan produk, sedangkan dalam perancangan lebih mengutamakan aspek fungsi, aspek sistem dan aspek material. Untuk menerapkan aspek tersebut dalam perancangan digunakan metode SCAMPER dalam mengembangkan kemungkinan pengembangan produk atau menciptakan produk yang memiliki inovasi baru. Dari latar belakang tersebut muncul hipotesis dari penulis apabila pemilahan sampah dilakukan dari awal yaitu rumah warga Kampung Jatibaru RW 17, dapat memaksimalkan proses daur ulang di UPK. Dengan demikian perlu adanya perancangan produk folding trolley sebagai alat pengangkut sampah dengan kompartemen pemisah jenis sampah. Produk tersebut dapat menjadi alat alternatif untuk mengantarkan sampah dari rumah warga menuju UPK, bagian kompartemen berfungsi memisahkan sampah sesuai dengan jenis-jenis sampah yang dihasilkan.
Kata Kunci : PSBM, sampah, alat pengangkut, folding trolley