Perkembangan industri fesyen di Indonesia mengalami peningkatan. Salah satu dampak dari bisnis fast fashion karena industri tekstil terdapat limbah tekstil berada dikawasan Kampoeng Rajoet Binong Jati Kota Bandung yang memproduksi berbagai macam rajut dari limbah benang yang dihasilkan mencapai 2/3kg perhari. Dampak yang diperoleh dari mesin otomatis yang cepat hingga ke produk fesyen ada efek dari sisa benang yangberlimpah.
Penelitian ini berawal dari banyaknya limbah benang yang dihasilkan dan belum optimal dalam pemanfaatan limbah. Penelitian ini dilakukan untuk memanfaatan limbah secara optimal masih kurang dan terbatas pada teknik dan cara pengolahannya. Sehingga terdapat peluang untuk mengembangkan teknik rajut bundar hasil olangan sisa benang menjadi tali kur sebagai reka benang dengan melanjutkan hasil olahan menjadi lembaran pattern pada teknik anyam- square loom yang memberikan alternatif dalam mengolangan limbah. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan dalam memanfaatkan limbah tekstil dan diaplikasikan ke dalam produk fesyen yang memiliki nilai ekonomi, estetika dan fungsi yang tinggi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif berupa observasi, wawancara, studi literatur dan eksplorasi. Berdasarkan data temuan yang dilapangan dari Kampoeng Rajoet Binong Jati jumlah limbah yang dihasilkan limbah benang dari benang akrilik dan benang wol merupakan jenis benang yang banyak digunakan. Limbah benang diolah melalui proses eksplorasi untuk mengahasilkan lembaran baru yang mengaplikasikan pada produk fesyen.
Kata kunci: Limbah benang Kampoeng Rajoet Binong Jati, rajut bundar, anyam -square loom