Musim pancaroba sangat mempengaruhi kualitas air seperti pH, suhu, dan kekeruhan
air sehingga dapat menyebabkan budidaya ikan nila terganggu bahkan mengalami gagal
panen. Ketika hujan tiba-tiba turun, pH air akan turun dan menyebabkan kematian ikan nila
karena tidak diantisipasi oleh petambak. Pemantauan kualitas air di desa Nganjat masih
dilakukan secara manual sehingga tidak dapat dipantau secara realtime.
Perkembangan teknologi dapat menyelesaikan masalah yang terjadi yaitu
implementasi sistem monitoring kualitas air di Sungai Ponggok menggunakan LoRa sebagai
mitigasi gagal pada tambak nila di Desa Nganjat. Sistem ini terdiri dari sensor suhu, pH, dan
kekeruhan yang dipasang di tiga titik aliran sungai dengan catu daya panel surya dan
penggunaan komunikasi LoRa untuk pengiriman data. Penggunaan komunikasi LoRa
dimaksudkan agar tidak diperlukan akses internet di setiap titik karena sulitnya akses internet
di lokasi dan menghemat biaya. Selain itu solar panel dipilih sebagai catu daya agar
masyarakat tidak perlu membayar untuk penggantian baterai maupun listrik. Output pada
proyek akhir ini adalah data dapat dikirim secara realtime setiap lima menit sekali dan sistem
dapat bekerja dengan baik.
Pengujian proyek akhir ini dihasilkan percent error akurasi pengujian sensor pH
sebesar 1,82%, sensor turbidity sebesar 4,12%, dan sensor suhu sebesar 0,459%. Delay
pengiriman dari node sensor 1 ke gateway sebesar 142,9 ms dengan RSSI -107,3 dan delay
pengiriman dari node sensor 2 ke gateway sebesar 155,8 ms dengan RSSI -114,5. Delay
pengiriman node sensor 1 dari gateway ke database sebesar 106,6 s, delay pengiriman node
sensor 2 dari gateway ke database sebesar 87,32 s, dan delay pengiriman node sensor 3 ke
database sebesar 41,3 s.