Pada zaman yang modern ini teknologi semakin berkembang pesat menjadi lebih canggih dan lebih maju. Banyak bidang usaha yang sedang berlomba-lomba untuk berinovasi agar dapat meningkatkan keefektivitasan sistem pada usaha tersebut, salah satunya yaitu pada bidang usaha kuliner. Kafe angkringan Cahsaiki adalah kafe yang membawakan konsep angkringan yang berada di kota Bekasi, berdiri sejak tahun 2020. Sistem transaksi pada kafe angkringan Cahsaiki dirasa kurang efektif dikarenakan pelanggan dapat membuat antrean yang panjang dan memakan waktu yang cukup lama ketika ingin memesan makanan maupun minuman, sehingga ditakutkan dapat mempengaruhi nilai kepuasan pelanggan. Maka, salah satu solusi untuk meningkatkan sistem transaksi pada kafe angkringan Cahsaiki yaitu dengan membuat sebuah aplikasi pemesanan makanan berbasis web. Aplikasi ini akan dibangun dengan menggunakan metode SDLC (Software Development Life Cycle) model waterfall yang mempunyai 4 tahap, yaitu Analysis (analisis), Design (desain), Implementation (implementasi), dan Testing (Pengujian). Pada tahap analisis, akan dilakukan wawancara dengan pihak kafe angkringan, selanjutnya pada tahap desain, akan menggunakan diagram UML Diagram (Unified Modeling Language) seperti use case diagram, activity diagram, class diagram, dan sequence diagram, dan dilanjutkan dengan pembuatan ERD (Entity Relationship Diagram). Pada tahap implementasi, pembuatan website akan menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan menggunakan framework PHP Laravel beserta basis data MySQL. Pada tahap pengujian akan menggunakan Blackbox Testing. Berdasarkan hasil dari blackbox testing, fitur yang terdapat pada aplikasi ini dapat berjalan dengan sepenuhnya. Setelah digunakan pada kafe angkringan Cahsaiki, aplikasi ini mampu melakukan pemesanan, menerima pesanan, sampai melihat laporan riwayat transaksi. Aplikasi ini lebih difokuskan untuk penggunaan mobile agar pelanggan dapat lebih mudah mengaksesnya, dan juga proses pemesanan tidak mengharuskan pelanggan yang akan memesan makanan untuk login.