Pada perkembangan website yang semakin berkembang pesat saat ini, website sekolah dijadikan sebagai salah satu bentuk identitas sekolah yang baru di zaman era informasi ini. Banyak sekolah yang telah menggunakan website sekolah dan salah satunya adalah SMA Labschool Untad Palu, yang dimana sekolah tersebut menggunakan website sebagai sarana informasi dan media promosi sekolah. Namun, pada website tersebut diketahui bahwa terdapat kekurangan pada konten website yang juga mempengaruhi pelabelan pada website tersebut. Oleh sebab itu, untuk mengatasi kekurangan yang ada pada website SMA Labschool Untad Palu, maka diperlukan adanya perancangan arsitektur informasi yang bertujuan untuk memperoleh rekomendasi konten dan pelabelan yang sesuai dengan tujuan daripada website tersebut. Pada penelitian ini, diterapkan 2 metode untuk melakukan penelitian yaitu metode Crowdsourced Labelling dan Weighted Majority Voting. Metode Crowdsourced Labelling digunakan untuk melabeli data yang melibatkan khalayak umum yang tidak memerlukan keahlian khusus. Kemudian, metode Weighted Majority Voting digunakan untuk menghitung hasil akhir dari pelabelan yang dilakukan dengan menghitung seluruh bobot yang dihasilkan. Setelah itu, dilakukan pemodelan sistem berupa perancangan prototipe yang diimplementasikan secara High Fidelity Prototype dan kemudian diuji menggunakan teknik A/B Testing yaitu melakukan perbandingan dengan mengadopsi pertanyaan metode WEBUSE pada kuesioner. Hasil uji yang diperoleh yaitu terjadi peningkatan pada dimensi Evaluation of Content, Organization, and Readability sebanyak 0,37 (37%) dari 0,44(44%) menjadi 0,81(81%). Pada dimensi Evaluation of Navigation and Links terjadi peningkatan sebanyak 0,17(17%) dari 0,48(48%) menjadi 0,65(65%), dan pada dimensi Evaluation of Performance and Effectiveness terjadi peningkatan sebanyak 0,17(17%) dari 0,53(53%) menjadi 0,70(70%). Sehingga, metode yang digunakan berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh dan dapat diterima oleh pengguna website. Kata kunci: crowdsourced labelling, weighted majority voting, arsitektur informasi