Kecurangan adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh individu ataupun suatu kelompok tertentu untuk mendapatkan sebuah keuntungan pribadi atau bersama. Dalam hal ini, kecurangan laporan keuangan adalah salah satu tindakan yang dapat ditemui pada suatu perusahaan. Kecurangan laporan keuangan dapat dilakukan dengan memanipulasi serta memalsukan informasi penting pada laporan keuangan. Tindakan ini dapat menyesatkan para pengguna laporan keuangan pada proses pengambilan keputusan. Kolusi merupakan adanya kontrak ilegal atau kerja sama rahasia antara dua orang atau lebih dengan tujuan yang bertentangan dengan hukum yang berlaku namun seolah-olah wajar dengan tujuan mendapatkan keuntungan bersama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor kolusi terhadap kecurangan laporan keuangan. Faktor-faktor kolusi meliputi koneksi politik, state-owned enterprises dan related party transaction. Adapun kecurangan laporan keuangan yang menggunakan indikator F-score Model. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor manufaktur periode 2017-2020 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 193 perusahaan. Sampel yang dihasilkan sebanyak 57 perusahaan dengan menggunakan purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik dengan menggunakan software SPSS 26. Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa secara simultan variabel koneksi politik, state-owned enterprises dan related party transaction berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Secara parsial, related party transaction berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan, sedangkan koneksi politik dan state-owned enterprises tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Variabel independen pada penelitian ini hanya mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen sebesar 9,6%. Maka untuk peneliti selanjutnya disarankan dapat mengembangkan variabel-variabel independen lainnya. Bagi manajemen, diharapkan untuk tidak memiliki penjualan dengan pihak berelasi melebihi 25% dalam perusahaan. Bagi investor, diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan analisa laporan keuangan terlebih dahulu, untuk dapat melihat perusahaan yang memiliki penjualan berelasi di bawah 25% untuk menanamkan modalnya.untuk memperhatikan kondisi keuangan perusahaan dengan baik, serta melaporkan laporan keuangan yang sesuai dengan apa yang terjadi dalam perusahaan.