Rantai pasokan merupakan salah satu bagian penting dalam UMKM mebel di Jepara. Namun, dalam proses rantai pasokannya, terdapat ketidakpastian dimana jumlah permintaan mebel meningkat dan jumlah kayu yang sekarang sulit didapatkan serta harganya mahal. Untuk mengatasi hal itu diperlukan pengelolaan risiko terkait ketidakpastian yang terjadi. Salah satu cara pengelolaan risiko adalah strategi mitigasi manajemen risiko proaktif. Namun, pada kenyataannya seringkali UMKM belum memiliki cukup kepedulian dalam mengelola risiko tersebut. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dampak strategi mitigasi risiko proaktif terhadap kinerja perusahaan yang dijembatani oleh peforma manajemen risiko rantai pasokan. Budaya risiko juga dihipotesikan mengingat banyaknya UMKM yang belum memiliki kepedulian mengenai manajemen risiko. Penelitian ini menggunakan teknik sampling non probabality sampling dengan jumlah sampel yang dihasilkan dari perhitungan menggunakan rumus Slovin sebanyak 394 responden. Data primer yang digunakan pada penelitian ini didapatkan dari hasil kuesioner dan data sekunder pada penelitian ini didapatkan dari laporan, buku pedoman, dan pustaka. Data primer yang diperoleh akan dianalisis menggunakan SmartPLS 3.0. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi mitigasi risiko proaktif yang dibagi menjadi tiga sub variabel yaitu daya tahan rantai pasokan, responsivitas rantai pasokan dan fleksibilitas rantai pasokan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajemen risiko rantai pasokan. Didapatkan pula hasil yang menunjukkan bahwa kinerja manajemen risiko rantai pasokan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Pada penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa budaya manajemen risiko rantai pasokan tidak memoderasi hubungan antara strategi mitigasi risiko proaktif terhadap manajemen risiko rantai pasokan.
Kata kunci: Budaya Manajemen Risiko, Manajemen Risiko, Manajemen Risiko Rantai Pasok, Risiko, UMKM.