Period poverty, kemiskinan yang membuat perempuan sulit mendapat akses kebersihan, produk sanitasi yang layak, privasi serta keamanan saat menstruasi jelas terjadi di Indonesia dan sering menjadi isu yang belum dianggap serius. 2% wanita di Indonesia tidak mampu membeli pembalut disebabkan oleh isu finansial. Hal tersebut membuat perempuan menggunakan bahan seadanya seperti kain bekas, kertas, tisu dan semacamnya untuk menggantikan pembalut. Pembalut kain pakai ulang sebagai produk yang dapat bertahan bertahun-tahun, menjadi alternatif yang lebih ekonomis karena perempuan tidak perlu membeli pembalut sekali pakai setiap menstruasi. Namun masih banyak perempuan yang belum teredukasi. Dibutuhkan sebuah kampanye sosial berbasis media visual dengan perancangan menggunakan strategi kreatif untuk mengajak perempuan mulai membuat dan memakai pembalut kain pakai ulang. Dalam penyampaian pesan, metode yang digunakan dalam perancangan kampanye ini adalah AISAS (Attention-Interest-Search-Action-Share) agar tersampaikan kepada audiens secara efektif. Hasil perancangan berupa kampanye dengan media luar ruang seperti billboard dan poster serta media sosial melalui sebuah platform edukasi dan website yang akan membawa audiens kepada sebuah event. Event yang diadakan berupa workshop DIY pembalut kain pakai ulang. Kemudian setelah diadakannya acara tersebut audiens dapat membagikan informasi mengenai pembalut kain pakai ulang melalui media sosial dengan membagikan pengalaman dalam event dan tautan website yang digunakan dalam kampanye.
Kata kunci: period poverty, pembalut kain pakai ulang, kampanye sosial