Kesadaran terhadap perlunya manajemen risiko bagi suatu perusahaan menjadi semakin penting, salah satunya pada perusahaan PT IPC TPK. Dengan meningkatnya operasional PT IPC TPK menjadikan sebagai salah satu pelabuhan tesibuk di dunia, dan sebagai pelabuhan pertama di indonesia yang melayani transhipment internasional, terlepas dari sibuknya operasional pelabuhan atau bongkar muat, jumlah laporan mengenai kecelakaan dan nearmiss di PT IPC TPK masih tinggi sehingga rentan terhadap risiko kerugian pada perusahaan. Terdapat 5 jenis bahaya pada aktivitas proses operasional bongkat muat pelabuhan yaitu; Tabrakan (collision); kebocoran (leakage); fasilias, peralatan dan kontainer (facility, equipment, and container); lingkungan (Environment); dan pengendalian kontainer yang buruk (bad cargo handling); di mana nilai Risk Level tertinggi yaitu facility, equipment and container dan bad cargo handling. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan merumuskan strategi mitigasi risiko yang terjadi di perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah FMEA yang berfungsi sebagai alat untuk mengukur risiko prioritas yang sudah diidentifikasi dan penggunaan AHP sebagai alat untuk menentukan bobot strategi mitigasi risiko rantai pasok. Hasil identifikasi risiko yang dilakukan di lapangan dan wawancara dengan pakar terdapat 30 kejadian risiko dan 28 penyebab risiko yang terbagi pada masing-masing proses plan, make, source, dan Delivery. Untuk strategi mitigasi terdapat 9 alternatif yang terbagi pada setiap prosesnya
Kata kunci: Risiko Rantai Pasok, Mitigasi Risiko, FMEA (failure mode and effect analysis), Analytical Hierarchy Process (AHP)