PT XYZ merupakan salah satu perusahaan di Indonesia bergerak di bidang produksi alat kesehatan. Pada PT XYZ memiliki produk yaitu sharp box container atau tempat sampah medis tajam bagi Rumah Sakit, Klinik Swasta, dan pelayanan Kesehatan lainnya. PT XYZ mengalami kendala pada persediaannya seperti overstock yang disebabkan karena tidak adanya ketetapan jumlah lot pemesanan pada saat melakukan pemesanan ulang. Hal ini dapat menyebabkan total biaya persediaan yang tinggi. Belum adanya kebijakan persediaan yang tetap menyebabkan pemesanan bahan baku yang berlebih. Selain itu, perusahaan terdapat kendala seperti keterbatasan biaya persediaan dan kapasitas gudang. Maka, perusahaan harus mengoptimalkan jumlah lot pemesanan agar meminimalkan biaya persediaan.
Dalam mengatasi permasalah ini, dilakukan kebijakan persediaan pada bahan baku menggunakan model sistem persediaan multi-item seperti EOQ dan Lagrange Multiplier untuk menentukan pemesanan yang optimal dengan adanya keterbatasan biaya persediaan dan kapasitas gudang. Sehingga hasil rancangan didapatkan pemesanan optimal menggunakan metode EOQ Multi-Item adalah sebanyak 359 unit untuk outer. Sedangkan metode Lagrange Multiplier adalah sebanyak 404 unit untuk outer. Dengan total biaya persediaan menggunakan metode Lagrange Multiplier didapatkan hasil total persediaan turun dari total biaya persediaan eksisting sebesar 83% dengan total biaya sebesar Rp 13.929.416. Selain itu, total biaya persediaan yang didapatkan dari hasil perhitungan EOQ Multi-Item turun dari total biaya persediaan eksisting sebesar 82% dengan total biaya sebesar Rp 14.828.571.