Farmasi berperan penting dalam menyelesaikan masalah obat dan peralatan kesehatan. Untuk itu dalam pengelolaannya harus tepat mulai dari pengadaan, penerimaan, penyimpanan hingga pendistribusian kepada pasien agar seluruh kebutuhan pasien dapat terpenuhi. Permasalahan yang terjadi pada objek yang merupakan Rumah Sakit Ibu dan Anak Swasta terletak pada lini farmasi rawat inap dimana terdapat mengelolaan obat dan kebijakan pengadaan yang masih belum optimal sehingga menyebabkan adanya overstock. Adanya gap antara jumlah persediaan dengan permintaan yang cukup tinggi dapat menyebabkan tinggi nya biaya persediaan.
Dari permasalahan yang ada akan dilakukan perancangan kebijakan persediaan pada lini farmasi rawat inap dalam proses pengadaan dan pengelolaan obat. Pada Tugas Akhir ini, sekitar 123 sampel jenis obat dan alat medis yang ditangani oleh farmasi RSIA akan dilakukan uji distribusi untuk mengetahui bahwa data berdistribusi normal. Setelah itu akan dilakukan pengelompokan terhadap 123 jenis obat dengan menggunakan pendekatan ABC-VED hingga dihasilkan 2 prioritas penanganan obat yang akan mempermudah pegawai farmasi dalam menangani jenis obat berdasarkan tingkat kepentingan obat. Akan dilakukan pengendalian persediaan dengan menggunakan metode continuous review dan periodic review untuk mengetahui jumlah dan waktu yang tepat untuk dilakukan pengadaan pada setiap jenis obat yang telah diklasifikasi.
Dari hasil rancangan didapatkan 42 jenis obat masuk pada prioritas penanganan 1 dan 81 obat masuk pada prioritas penanganan 2. Dari hasil perhitungan kebijakan menggunakan metode continuous review dan periodic review didapatkan total biaya persediaan sebesar Rp 1.662.754.649 atau dapat meminimasi biaya persediaan eksisting hingga 50%.
Kata kunci — ABC-VED, Obat, Overstock, probabilistic continuous review, probabilistic periodic review, Uji distribusi.