Desain rumah sakit dengan program ruang yang kompleks seringkali menghasilkan keluaran yang terkesan monoton dengan penekanan pada pelaksanaan fungsi. Realisasi fungsi-fungsi ini seringkali murni teknis dan tidak memberi perhatian khusus pada fungsi penyembuhan non-fisik. Fisik atau infrastruktur sangat penting bagi rumah sakit. Domain fisik seperti bangunan, kinerja ruangan, mebelair, desain lansekap, dan infrastruktur pendukung ditangani oleh indikator kenyamanan, keselamatan pasien, estetika, dan keberpihakan pada lingkungan. Bangunan yang indah, fungsional, efisien, dan bersih dapat mengesankan semua pengguna rumah sakit, terutama konsumen dan pasien. Oleh karena itu, dengan menggunakan indikator dan prinsip-prinsip dalam pembangunan kesehatan yang diambil dari pendekatan psikologi ruang dan bidang kesehatan masyarakat, konsep healing environment akan menjadi fokus utama dari perancangan ulang ini. Sebagai lembaga pelayanan yang khas, rumah sakit memiliki kepentingan yang besar terhadap kepuasan pelanggan. Rumah sakit sebelumnya hanya terlihat dalam peran fungsionalnya sebagai fasilitas pelayanan medis saja, namun saat ini rumah sakit juga merupakan bagian dari gaya hidup dan citra yang harus direncanakan dengan baik dari sisi fungsi medik, penunjang medik, non-medik, maupun estetikanya. Ide desain yang dihasilkan adalah (1) mengelompokkan ruang berdasarkan cluster, (2) menyediakan lingkungan penyembuhan yang dapat dikontrol dengan mudah oleh pengguna, dan (3) menggabungkan koneksi dengan elemen alam dalam setiap wadah aktivitas pengguna. Studi kasus yang dipilih sebagai perancangan ulang dalam laporan ini adalah sebuah rumah sakit umum tipe C di Jakarta Pusat.
Kata Kunci : rumah sakit, psikologi ruang, healing environment