Hampir semua aspek kehidupan membutuhkan teknologi informasi, mulai dari aspek kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Teknologi dan inovasi digital dapat mendukung kualitas hidup, standar hidup yang lebih tinggi, layanan publik yang lebih baik bagi masyarakat, dan penggunaan sumber daya yang lebih baik untuk menjadi peluang baru bagi rantai nilai pedesaan dalam hal produk dan proses yang lebih baik. Desa pintar adalah konsep membangun desa mandiri dengan memberikan pelayanan. Penerapan smart village akan menjadi solusi tepat untuk membangun smart city yang tangguh dan berkelanjutan guna meningkatkan kualitas sumber daya dan layanan publik. Kerangka kerja IGEA (Indonesian Government Enterprise Architecture) Framework dirancang untuk membangun arsitektur enterprise di tingkat pemerintah Indonesia untuk mendukung pengembangan layanan TI menjadi lebih baik, lebih efisien, dan efektif. Fase-fase yang digunakan dalam perancangan arsitektur menggunakan IGEA adalah Fase Preliminary, Architecture Vision, Business Architecture, Data Architecture, Application Architecture, dan Technology Architecture. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, merancang, dan menghasilkan cetak biru Enterprise Architecture dengan menerapkan konsep smart village untuk mengatasi permasalahan pelayanan publik dan meningkatkan kualitas sumber daya aparatur dan tata kelola yang akuntabel dalam pelayanan publik. Ruang lingkup penelitian ini yaitu terdiri dari tahap preliminary hingga teknologi architecture. Hasilnya adalah prinsip arsitektur, tujuan, visi dan misi, kebijakan dan regulasi, diagram konsep solusi, dan perbaikan dua belas proses bisnis, dan dua belas katalog layanan public, mengusulkan sepuluh entitas data, satu aplikasi, dan lima komponen standard teknologi.
Kata kunci—IGEA, desa pintar, arsitektur perusahaan, layanan publik, e-government