ABSTRAK Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 mengalami peningkatan, indeks yang cukup dominan adalah kecemasan dan kekhawatiran sebanyak 14 juta jiwa. Tingkat kecemasan yang tinggi di Indonesia terjadi pada masa akhir remaja yang akan beralih ke masa dewasa muda dengan rentang usia 20-21 tahun. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi keluarga remaja akhir dalam menghadapi fase duka pada kematian orang tua. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan informan. Data yang telah diperoleh akan dianalisis tematik dengan menggunakan bantuan software ATLAS.ti 9.1.3 version for Windows, yaitu berupa teknik dari pengkodean, pencarian makna dengan kata, dan dorongan ilustrasi mengenai kebenaran. Landasan teori yang digunakan sebagai dasar penelitian ini adalah teori interraksi simbolik. Hasil penelitian menunjukan pola komunikasi yang dibangun oleh remaja akhir dalam menghadapi fase duka pada kematian orang tua memiliki interaksi yang tinggi dan terbuka sehingga proses penerimaan remaja akhir dalam menghadapi fase duka dapat berjalan dengan baik dan membentuk konsep diri positif pada remaja akhir setelah melalui fase duka kemudian membangun pola komunikasi terbuka dengan orang tua. Hal demikian ditandai dengan support yang timbul dari keluarga, terciptanya interaksi yang positif, dapat menerima kenyataan dan bisa menyesuaikan diri. Kata Kunci : Komunikasi Keluarga, Fase Duka, Remaja Akhir