Munculnya disrupsi teknologi baru, adanya perubahan perilaku pemangku kepentingan, serta munculnya pandemi COVID-19 membuat banyak organisasi incumbent melakukan akselerasi transformasi digital (TD). Namun banyak investasi terkait TD belum memenuhi harapan karena dugaan kurangnya praktik tata kelola TI (TKTI) yang baik. Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya dampak TKTI terhadap kinerja organisasi. Akan tetapi, praktik TKTI tradisional belum tentu efektif untuk mengawal TD. Masih sedikit penelitian mengenai pengaruh TKTI terhadap TD, serta mendalami pengaruh TD terhadap kinerja organisasi (KO). Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji model pengaruh TKTI hibrida (tradisional dan agile/ adaptive) terhadap TD dan pengaruh DT terhadap KO pada perspektif balanced scorecard (BSC). Metode yang digunakan adalah survei dengan menyebarkan kuesioner online berskala likert kepada 11 peranan terkait TD di Asuransi C dan berhasil 52 responden. Data kemudian dianalisis menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM) dengan dukung SmartPLS 3.0. Pengujian model formatif terbagi dua berupa pengujian outer model dan inner model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme TKTI agile/ adaptive maupun tradisional secara signifikan berpengaruh positif terhadap TD. Kemudian TD juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap KO. Penelitian ini berkontribusi untuk acuan knowledge base penelitian sejenis, serta referensi implementasi mekanisme TKTI hibrida untuk mengawal kesuksesan perjalanan DT, khususnya pada industri asuransi di Indonesia.
Kata kunci— Tata Kelola TI, Transformasi Digital, Kinerja Organisasi, Structural Equation Modeling, SmartPLS, Asuransi, Indonesia.