Berdasarkan data OSS operator XL, kelurahan Kopo memiliki high resource block (PRB) melebihi 80%, dimana angka tersebut telah melewati ambang batas standar PRB operator XL yaitu 70%. Hal ini berdampak buruk terhadap throughput yang diterima oleh pengguna. Dari hasil data drive test yang telah dilakukan di area kelurahan Kopo bandung, nilai throughput yang diperoleh menunjukan dari sisi uplink 49% ? 10 Mbps, sedangkan pada sisi downlink terdapat 45,67% ? 10 Mbps, dta tersebut menunjukkan bahwa masih dalam kategori low throughput karena tidak memnuhi standar operator XL yaitu 70% ? 10 Mbps.
Pada proyek akhir, akan dilakukan suatu simulasi perencanaan Carrier Aggregation yang membandingkan metode Intra-band pada frekuensi 1800 MHz dengan Inter-band pada frekuensi 1800 MHz dan 2100 MHz. Dimana carrier aggregation intra-band menggunakan Carrier Aggregation Deployment Scenario 1 (CADS 1), sedangkan carrier aggregation inter-band menggunakan Carrier Aggregation Deployment Scanrio 2 (CADS 2) dan Carrier Aggregation Deployment Scenario 5 (CADS 5) pada software forks Atoll 3.3.0
Berdasarkan perbandingan kedua hasil metode, diperoleh metode inter-band dengan skenario CADS 2 lebih baik untuk diimplementasikan dalam menangani permasalahan low throughput pada area Kopo, karena mengalami peningkatan RSRP sebesar 3,93%, SINR 72,22%, throughput downlink 523,30% dan throughput uplink 414,71%. Dengan pertimbangan CADS 1 mengalami peningkatan nilai namun tidak sebesar CADS 2, sedangkan CADS 5 membutuhkan biaya maintenance dan cost yang tinggi namun tidak mengalami peningkatan yang signifikan dari CADS 2.