Pemilihan inventory valuation method merupakan salah satu hal yang penting untuk perusahaan, karena semua keputusan yang diambil mempunyai konsekuensi dalam hal laba. Pemilihan metode persediaan di Indonesia mengacu kepada PSAK No.14 tahun 2015 yang mana hanya mengakui dan memberikan kebebasan perusahaan dalam menggunakan metode FIFO (First In First Out) atau Average. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh secara simultan dan parsial dari kepemilikan manajerial, gross profit margin, company size dan variabilitas harga pokok penjualan terhadap pemilihan inventory valuation method. Populasi dalam penelitian ini sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2016-2021. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini memiliki 216 data observasi yang didapat dari 36 perusahaan. Metode analisis pada penelitian adalah analisis regresi logistik dengan menggunakan software SPSS 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, gross profit margin, company size dan variabilitas harga pokok penjualan berpengaruh secara simultan terhadap inventory valuation method. Kepemilikan manajerial, gross profit margin, company size berpengaruh secara parsial terhadap pemilihan inventory valuation method. Sedangkan variabilitas harga pokok penjualan tidak berpengaruh secara parsial terhadap inventory valuation method. Kesimpulan bahwa kepemilikan manajerial, gross profit margin, company size berpengaruh signifikan positif terhadap inventory valuation method, artinya bahwa pada sektor industri barang konsumsi tahun 2016-2021 nilai kepemilikan manajerial, gross profit margin, company size memberikan pengaruh terhadap pemilihan inventory valuation method untuk memperoleh laba. Saran bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel lain misalnya net profit margin dan leverage di objek yang berbeda. Kata Kunci : Company Size, Gross Profit Margin, Kepemilikan Manajerial, dan Variabilitas harga pokok penjualan