Perkembangan teknologi telah meningkatkan gaya hidup masyarakat, salah satunya perkembangan alat komunikasi. Hal tersebut didukung dengan adanya layanan jaringan sebagai penunjang. Telekomunikasi seluler dapat melayani banyak pengguna layanan pada cakupan area geografis atau wilayah yang cukup luas. Sistem ini juga menawarkan kualitas jaringan yang baik dan tidak kalah jika dibandingkan dengan telepon kabel. Pada penelitian ini, perancangan LTE menggunakan bandwidth 10 MHz pada frekuensi 2100 MHz, menggunakan metode coverage area di Pasarkemis Tangerang yang diklasifikasikan sebagai wilayah sub urban, dan dengan menggunakan model propagasi Okumura Hata dan Cost 231 Hata. Parameter yang dianalisis pada penelitian ini antara lain : jumlah site, signal level, dan SINR, berdasarkan simulasi pada software Atoll 3.3.0. Untuk perencanaan dengan model propagasi Okumura Hata, jumlah site diperoleh sebanyak 12 site, signal level sebesar -66,5 dBm, SINR sebesar 16,16 dB. Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil bahwa jaringan memenuhi syarat KPI Vendor Huawei dan KPI Telkomsel atau dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik. Sedangkan, untuk perencanaan dengan model propagasi Cost 231 Hata, jumlah site diperoleh sebanyak 16 site, signal level sebesar -79,05 dBm, SINR sebesar 1,78 dB. Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil bahwa jaringan tidak memenuhi syarat KPI Vendor Huawei dan KPI Telkomsel atau dapat dikatakan memiliki kualitas yang kurang baik. Sehingga dapat disimpulkan, untuk wilayah sub urban lebih cocok menggunakan model propagasi Okumura Hata dibandingkan Cost 231 Hata.